
Privasi merupakan konsep abstrak yang mengandung banyak makna. Privasi merupakan suatu hal yang sangat penting baik bagi individu maupun lembaga atau instansi untuk berhadapan dan berinteraksi dengan individu lain atau lembaga lain. Penggambaran populer mengenai privasi antara lain adalah hak individu untuk menentukan apakah dan sejauh mana seseorang bersedia membuka dirinya kepada orang lain, atau, privasi adalah hak untuk tidak diganggu.
Kata privasi sendiri merujuk pada padanan dari Bahasa Inggris “privacy”, yakni kemampuan satu atau sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka. Privasi berhubungan dengan sejauh mana seseorang secara fisik dapat “diakses” orang lain, yaitu menginginkan individu untuk mengendalikan keputusan tentang siapa yang memiliki akses fisik melalui akal, persepsi, pengamatan, atau kontak tubuh. (DeCew dalam Krisnawati, 2016:182). Sementara itu, berdasarkan kacamata hukum, masalah mengenai privasi ini telah tercantum pada Undang-Undang Teknologi Informasi ayat 19 yang menyatakan bahwa privasi adalah hak individu untuk mengendalikan penggunaan informasi tentang identitas pribadi baik oleh dirinya sendiri atau oleh pihak lainnya.
Lebih jauh lagi, Prabowo dalam Yuwinanto (3-7) menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi privasi seseorang, diantaranya adalah faktor personal, faktor situasional, dan faktor budaya.
- Faktor Personal
Perbedaan dalam latar belakang pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan akan privasi. Penelitian Walden menemukan adanya perbedaan jenis kelamin mempengaruhi kebutuahan akan privasi dan cara merespon kondisi padat atau sesak.
- Faktor Situasional
Kepuasan terhadap kebutuhan akan privasi sangat berhubungan dengan seberapa besar lingkungan mengijinkan orang-orang di dalamnya untuk menyediri. Situasi fisik sekitar juga mempengaruhi kebutuhan privasi seseorang.
- Faktor Budaya
Dalam beberapa riset, menunjukan bahwa pada tiap-tiap budaya tidak ditemukan adanya perbedaan dalam banyaknya privasi yang diingikan, tetapi sangat berbeda dalam cara bagaimana mereka mendapatkan privasi. Desain lingkungan yang dipengaruhi budaya, seperti rumah adat juga mempengaruhi privasi. Artinya setiap budaya memiliki standar privasi masing-masing dan juga cara mereka memperoleh privasi.
- Kepadatan
Banyaknya orang dalam suatu tempat mempengaruhi jarak sosial.
Sementara itu Robert Gifford (dalam Yuwinanto, 3-7) berpendapat bahwa ruang personal mempengaruhi privasi, berikut beberapa unsur yang mempengaruhi ruang personal seseorang:
- Jenis Kelamin: Umumnya laki-laki memiliki ruang yang lebih besar, walaupun demikian faktor jenis kelamin bukanlah faktor yang berdiri sendiri.
- Kepribadian: Orang-orang yang berkepribadian terbuka, ramah atau cepat akrab biasanya memiliki ruang personal yang lebih kecil. Demikian halnya dengan orang-orang yang lebih mandiri lebih memilih ruang personal yang lebih kecil. Sebaliknya si pencemas akan lebih mengambil jarak dengan orang lain, demikian halnya dengan orang yang bersifat kompetitif dan terburu-buru.
- Trauma: Pengalaman traumatis seseorang mempengaruhi sikapnya saat ini
- Ketertarikan: Ketertarikan, keakraban dan persahabatan membawa pada kondisi perasaan positif dan negatif antara satu orang dengan orang lain. Namun yang paling umum adalah kita biasanya akan mendekati sesuatu jika tertarik. Dua sahabat akan berdiri pada jarak yang berdekatan dibanding dua orang yang saling asing. Sepasang suami istri akan duduk saling berdekatan dibanding sepasang laki-laki dan perempuan yang kebetulan menduduki bangku yang sama di sebuah taman.
- Rasa Aman/Ketakutan: Kita tidak keberatan berdekatan dengan seseorang jika merasa aman dan sebaliknya. Kadang ketakutan tersebut berasal dari stigma yang salah pada pihak-pihak tertentu,misalnya kita sering kali menjauh ketika berpapasan dengan orang cacat, atau orang yang terbelakang mental atau bahkan orang gemuk. Mungkin rasa tidak nyaman tersebut muncul karena faktor ketidakbiasaan dan adanya sesuatu yang berbeda.
- Jarak Sosial: Sesuai dengan teori jarak sosial Edward Hall yang membedakan empat macam jarak yang menggambarkan macam-macam hubungan, seperti jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, jarak publik.