Home Artikel Kita adalah Data dalam Meta Semesta, dari Kota sampai Esensi Manusia

Kita adalah Data dalam Meta Semesta, dari Kota sampai Esensi Manusia

509
37

TNA

Mempelajari berbagai sistem dan kondisi penunjang aktivitas kemasyarakatan di berbagai negara ternyata sungguh menarik.

Ada kesamaan sistem yang direplikasi oleh beberapa kota ataupun negara yang berbeda dan bahkan terpisahkan jarak yang cukup jauh. Intinya tentu saja agar pelayanan terhadap komunitas dapat dijalankan dengan optimal dan masyarakat yang menjadi populasi penghuni habitat terkait dapat menunaikan hajat dan fungsinya secara bermartabat.

Konsep TOD atau transit orientation development, perencanaan berbasis zonasi seperti concentric zone, sampai sistem transportasi cerdas dan layanan publik cerdas telah jamak menjadi bagian dari standar layanan yang masuk dalam domain public services.

Ruang publik menjadi medium eksperimen paling krusial. Indikator teknis berpadu dengan indikator psikososial yang bersifat volatil dan dinamis serta sangat sensitif terhadap perubahan yang bersifat situasional.

Manusia yang bertumbuh dan berkembang merupakan komponen atau elemen utama sistem layanan publik yang hampir dapat dipastikan mengajukan sifat human centric sebagai acuan utama dalam sistemnya. Maka fenomena yang terjadi saat ini di ruang publik adalah upaya-upaya konstruktif untuk mengembalikan dan kalau bisa meningkatkan harkat martabat kemuliaan derajat manusia.

Untuk itu ruang publik dan infrastruktur didesain agar adaptif terhadap lingkungan agar tidak menimbulkan ekses yang tidak diharapkan, juga dapat terus menjadi sumber daya yang berkesinambungan.

Optimasi potensi manusia juga dilakukan dengan merekayasa ruang dan layanan publik untuk mendukung capaian kapasitas optimal dari manusia yang berinteraksi di dalamnya.

Kebutuhan oksigen, konsentrasi polutan, sampai suhu, kelembaban, juga keamanan dan kenyamana untuk mobilitas pribadi seperti berlari, berjalan, dan bersepeda semua diperhitungkan dan diperhatikan dengan seksama.

Banyak kota telah menggunakan teknologi untuk memantau kualitas lingkungannya. Seorang rekan yang bekerja sebagai salah satu peneliti mitigasi bencana di Norwegia bahkan bercerita bahwa hampir setiap sudut dan aspek yang merupakan elemen di ruang publik telah dipasangi sensor agar dapat termonitor dan datanya dapat dianalisis dengan bantuan kecerdasan artifisial.

Di Singapura, negara pulau yang amat concern terhadap kondisi lingkungan yang merupakan aset sangat penting dalam mempertahankan stabilitas ekosistemnya, jumlah pohon yang mencapai sekitar 7 juta batang dimonitor dengan internet of things atau IoT.

Bahkan di negara jiran, khususnya di negara bagian Pulau Pinang yang beribukota Georgetown, telah diperkenalkan sistem surveilans digital yang didedikasikan untuk mengidentifikasi masyarakat yang berada di ruang publik. Sehingga potensi terjadinya kejadian yang tidak diharapkan akan dapat diantisipasi jika diketahui ada orang-orang yang telah teridentifikasi mencurigakan atau berada dalam basis data catatan kriminal tertentu.

Pengenalan biometrik akan menjadi elemen utama dalam proses surveilans yang didedikasikan untuk keselamatan dan keamanan publik. Demikian juga akses terhadap berbagai fasilitas dan sarana pelayanan publik seperti transportasi dan juga pelayanan kesehatan. Terlebih jika data genom dan catatan medik elektronik telah terintegrasi.

Tentu kondisi ini di satu sisi akan sangat memudahkan fungsi kontrol dan program prevensi serta reduksi potensi dampak bencana, serta memungkinkan terciptanya ekosistem digital yang dapat mentransformasi berbagai aktivitas sosial dan ekonomi ke platform berbasis teknologi informasi.

Dimana sistem tersebut akan lebih efisien, mengurangi mobilitas dan konsumsi energi, juga eksploitasi dan pemanfaatan ruang dan sumber daya akan dapat teroptimasi.

Di sisi lain, sensor dan akuisisi data biometrik, khususnya di ruang publik dan penggunaannya yang beririsan dengan privacy, tentulah sedikit banyak akan bersinggungan dengan etika dan norma.

Akses yang terbuka terhadap data pribadi masih memiliki celah rawan yang memungkinkan terjadinya penyalahgunaan.

Meski tentu saja regulator yang dalam hal ini ternisbatkan pada negara telah melakukan langkah-langkah strategis untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan ataupun mengantisipasi berbagai kerawanan data yang mungkin terjadi.

Definisi pribadi dan data pribadi sebagaimana diatur dalam rancangan rencana undang-undang di Indonesia adalah sebagai berikut, dalam pasal 1 angka 1 UU PDP, data pribadi adalah data tentang orang perseorangan yang teridentifikasi atau dapat diidentifikasi secara tersendiri atau dikombinasi dengan informasi lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sistem elektronik atau nonelektronik.

Untuk keperluan tertentu data pribadi boleh dikumpulkan, dengan catatan harus mengacu kepada pasal 65 yang memiliki konsekuensi pidana jika disalahgunakan oleh pihak yang mengumpulkan.

Pasal 65 berbunyi:

  1. Setiap orang dilarang secara melawan hukum memperoleh atau mengumpulkan data pribadi yang bukan miliknya dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain yang dapat mengakibatkan kerugian subjek data pribadi.
  2. Setiap orang dilarang secara melawan hukum mengungkapkan data pribadi yang bukan miliknya.
  3. Setiap orang dilarang secara melawan hukum menggunakan data pribadi yang bukan miliknya.

Maka proses pengaturan distribusi data pribadi ini menjadi tanggung jawab bersama dan harus memiliki dasar kesepakatan yang ditandai dengan adanya proses pernyataan tidak keberatan, karena pada hakikatnya data ini bersifat hak yang merupakan azasi manusia.

Maka harus dibuat sistem dan format disclosure yang layak dan berkeadilan agar tidak terjadi pnyalahgunaan data pribadi tanpa izin pemiliknya yang diancam di pasal 67 di rancangan Undang Undang PDP sebagaimana berikut:

  1. Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum memperoleh atau mengumpulkan data pribadi yang bukan miliknya untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain yang dapat mengakibatkan kerugian pemilik data dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5 miliar;
  2. Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum mengungkapkan data pribadi yang bukan miliknya dipidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 4 miliar;
  3. Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum menggunakan data pribadi yang bukan miliknya dipidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5 miliar.

Tetapi memang interaksi antar manusia di platform apapun akan bersifat kompleks karena ada dinamika yang menjadi proxy dalam proses berkomunikasi.

Jangankan dalam konteks bernegara, bahkan dalam skala mikro seperti rumah tangga atau pasangan hidup saja, benturan data dan kepentingan pribadi adalah gejala yang jamak terjadi.

Menarik bukan ?

Tak hanya sekedar menarik tetapi bajan dapat menjadi kajian terkait social dillema yang akan amat berkembang topik dan variabel amatannya, serta tentu saja irisan lintas disiplin yang akan menyertainya.

Ada hubungan-hubungan yang bersifat manipulatif dan toksik serta patologis, dan ada pula hubungan yang perlu dirawat meski mengalami masalah kronis dan harus melibatkan komitmen semua pihak.

Manusia dan dinamikanya itu unik. Tidak ada model generik yang bisa menjadi template. Semua relasi punya karakter yang berbeda karena terus berkembang sesuai dengan tuntutan adaptif setiap pasangan yang berelasi.

Juga tentu saja sikap dan sifat tersebug dipengaruhi oleh core value yang diyakini sebagai tuntunan. Ada faith ada hope dan juga ada passion, selain love yang selalu jadi garda depan.

Bagaimana keyakinan akan dapat menjadi energi dan genggaman untuk bertahan dan berjuang untuk memberi ruang, bagaimana kesabaran dan keikhlasan dapat merekonstruksi visi yang perlahan tapi pasti dipelajari cara melihatnya dari sudut pandang yang pasti berberbeda, dan seterusnya.

Tapi jangan salah, secara pragmatikal yang dihadapi juga memiliki kompleksitas dimensi yang sedemikian rupa peliknya. Masalah hormonal dan fisiologi, paling sederhana dari kontak fisik atau olah lingkungan sebagai habitat yang tidak adekuat saja bisa menjadi pemantik masalah, yang kadang karena budaya eufimis tidak diungkapkan dalam bentuk komunikasi verbal yang dapat saling dipahami.

Masalah kongkret seperti persoalan ekonomi dan jaminan kesejahteraan serta kebutuhan akan kepastian dapat membuat resah dan cemas menggejala sebagai bagian dari keniscayaan yang mewarnai setiap proses interaksi.

Jadi ada kategori kecemasan rasional dan juga emosional, dimana nalar berkontribusi besar pada konsep sadar diri dan posisi sehingga muncul kecemasan sebagai pemantik proses antisipasi.

Bukankah cemas, resah, gelisah, kecewa, dan marah itu energi yang dapat divektorisasi untuk menginstruksi solusi ?

Ketidakpuasan pada kondisi saat ini dapat menjadi motivasi kita untuk mencari solusi alternatif yang lebih baik lagi. Misal menambah ilmu (edukasi) atau mencoba peruntungan di pengembangan sistem dengan pathway baru. Tentu setiap orang dan komunitasnya memiliki cara dan mekanismenya sendiri. Sekali lagi bergantung pada proses belajar, experience, eksposur, juga genetika yang seperti disampaikan di atas, membawa intergenerational memory, karena memang demikianlah fungsi dan peruntukan gen dan DNA serta mekanisme pewarisan sifat lainnya seperti mikro RNA dll.

Jiwa dan manusia sebagai makhluk berjiwa ini memang volatif dan absorber, menyerap, menyesap, mengembang, dan mengempis, serrlta dapat menjadi panas yang menghasilkan cahaya, atau juga menjadi “lubang hitam” yang menyedot segalanya.

Dalam konteks makro sosial kondisi relasi dan interaksi ini akan selalu diwarnai benturan kepentingan dan pengarusutamaan identitas subjektif. Hal yang jamak dan wajar terjadi dalam budaya global yang mengerucut pada mekanisme transaksional. Tak salah juga sebenarnya, hanya saja keseimbangan situasional lah yang harus dibangun agar kita dapat mengonstruksi kesadaran universal.

Ketika kita berbicara tentang ruang dan pribadi, bukankah kita akan menemui hakikat dari esensi bahwa semesta ini adalah data dan informasi ? Bisa saja terproyeksi dalam dimensi materi, dan tentu saja sangat bisa hanya berupa data di ruang maya yang ada semata karena kesepakatan kita bersama. 🙏🏾💜

Previous articlePeran Video Game Terhadap Kesehatan Mental Remaja
Next articleDari Hydra ke SRI-Super Reality Intelligence

37 COMMENTS

  1. Magnificent goods from you, man. I have understand your stuff previous to and you are just too excellent. I really like what you’ve acquired here, really like what you are stating and the way in which you say it. You make it entertaining and you still take care of to keep it sensible. I cant wait to read far more from you. This is actually a great web site.

  2. Great post. I used to be checking constantly this weblog and I am inspired! Extremely useful information particularly the closing section 🙂 I care for such info much. I was seeking this certain information for a long time. Thank you and good luck.

  3. Have you ever considered about adding a little bit more than just your articles? I mean, what you say is important and all. But imagine if you added some great photos or video clips to give your posts more, “pop”! Your content is excellent but with pics and videos, this site could definitely be one of the greatest in its niche. Excellent blog!

  4. I’ve been surfing online more than three hours today, yet I never found any interesting article like yours. It is pretty worth enough for me. In my opinion, if all site owners and bloggers made good content as you did, the web will be a lot more useful than ever before.

  5. you’re in reality a just right webmaster. The website loading pace is amazing. It kind of feels that you are doing any unique trick. Furthermore, The contents are masterwork. you have done a great job on this topic!

  6. This is really interesting, You’re a very skilled blogger. I’ve joined your feed and look forward to seeking more of your wonderful post. Also, I’ve shared your website in my social networks!

  7. of course like your web site but you have to check the spelling on quite a few of your posts. Many of them are rife with spelling issues and I in finding it very troublesome to tell the truth nevertheless I?¦ll surely come again again.

  8. Whats up very cool site!! Guy .. Beautiful .. Amazing .. I’ll bookmark your site and take the feeds additionallyKI’m happy to seek out numerous helpful info here in the put up, we’d like develop more strategies on this regard, thanks for sharing. . . . . .

  9. We’re a gaggle of volunteers and opening a brand new scheme in our community.
    Your site offered us with valuable info to work on. You’ve performed a formidable activity and our entire group shall be grateful to you.

  10. Today, I went to the beachfront with my kids. I found a sea shell and gave it to my 4 year
    old daughter and said “You can hear the ocean if you put this to your ear.” She put the shell to her ear and screamed.
    There was a hermit crab inside and it pinched
    her ear. She never wants to go back! LoL I know this
    is totally off topic but I had to tell someone!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here