Home Artikel Membangun Model Intervensi Sosial Berbasis Platform Kecerdasan Artifisial

Membangun Model Intervensi Sosial Berbasis Platform Kecerdasan Artifisial

79
5

TNA

Pagi ini saat sedang berselancar di lautan data berupa berbagai tumpukan data ilmiah yang teronggok dalam bentuk artikel-artikel publikasi berdasar genre dan tipologi serta klasifikasi sains, pandangan saya bersirobok dengan sebuah artikel yang tetiba mampu membetot segenap atensi.

Judul artikel tersebut begitu menggoda, Deploying Machine Learning Models for Public Policy: A Framework

Ackermann , Walsh et al, 2018.  WOW Effect segera bekerja di benak saya. Curiosity tumbuh dengan cepatnya. Sejurus kemudian rasa penasaran itu membuahkan jawaban. Benar, artikel itu memang membahas sesuatu yang selama ini senantiasa menjadi bahan pemikiran yang berkesinambungan, dan menghasilkan banyak pertanyaan riset serta calon hipotesa yang berkelindan dengan semakin banyaknya data yang berasal dari berbagai fenomena nyata tersangkut di sistem indera.

Pertanyaan dan calon hipotesa itu bergelut di seputar dialektika disiplin ilmu yang selama ini terkanalisasi dalam jalan tol genre dan tujuan yang kerap berbeda meski tak urung kerap pula saling bersilangan dan beririsan. Intinya apakah penerapan teknologi seperti kecerdasan artifisial dengan berbagai modelnya dapat digunakan untuk bersinergi bersama dengan disiplin ilmu lain, misal humaniora?

Ternyata Pusat Data Sains dan Kebijakan Publik Universitas Chicago telah melakukannya. Berfokus pada fungsi layanan kepolisian yang memegang unsur vital dalam konstelasi sistem sosial kemasyarakatan, University Chicago mendalami kemingkinan untuk meningkatkan kinerjanya melalui sistem asessment dan profiling sumber daya manusia, dan dengan bantuan subset dari machine learning, membuat analisa berjenjang pada petugas kepolisian hingga dapat menghasilkan sebuah sistem yang dikenal sebagai Early Intervention System.

_Center for Data Science and Public

Policy (DSaPP) at the University of Chicago has worked with multiple police departments to build and deploy the first data-driven

Early Intervention System (EIS) for police officers._

_The EIS identifies officers at high risk of having an adverse incident in a specified

time horizon. The time horizon and the definition of an adverse

incident is select based on the the available interventions by a department, allowing them to prevent those incidents with training,

counseling, or other support._

_The Metropolitan Nashville

Police Department (MNPD) started using the EIS in fall 2016, and

the Charlotte-Mecklenburg Police Department (CMPD) became first department to add a user interface and automation in November 2017._

Seiring dengan semakin berkembangnya implementasi teknologi dalam dunia kepolisian dan juga berbagai sektor keamanan serta pengelolaan interaksi sosial lainnya, berkembang pula berbagai upaya dan inovasi untuk membantu meningkatkan kualitas sistemnya.

Salah satu inisiatif inovatif yang dilakukan oleh tim peneliti Universitas Chicago adalah mengembangkan sistem berbasis KA yang ditujukan untuk mencegah insiden dan memperbaiki interaksi antara petugas kepolisian dan masyarakat.

Salah satu pendekatan yang ditawarkan adalah model Early Intervention System (EIS) yang berbasis Machine Learning. Universitas Chicago telah merintis langkah-langkah penting dalam pengembangan sistem ini, yang diharapkan dapat membuka jalan untuk peningkatan hubungan antara kepolisian dan masyarakat.

Apa itu Early Intervention System?

Early Intervention System adalah sistem yang dirancang untuk mengidentifikasi petugas kepolisian yang mungkin memerlukan bimbingan atau pelatihan tambahan untuk meningkatkan kinerja mereka dan menghindari insiden negatif. Dengan menggunakan data historis dan algoritma Machine Learning, sistem ini dapat mengidentifikasi pola perilaku yang menunjukkan risiko potensial.

Adapun langkah-langkah inovasi penting dalam pengembangan Model Early Intervention System antara lain adalah sebagai berikut;

Pengumpulan Data, data historis tentang interaksi petugas dengan masyarakat dan insiden yang terjadi dikumpulkan dengan cermat. Ini mencakup informasi seperti lokasi, waktu, jenis insiden, dan faktor lain yang relevan.

Pemrosesan Data, data yang dikumpulkan kemudian diproses dan diolah untuk menciptakan fitur-fitur yang relevan untuk analisis lebih lanjut. Ini melibatkan pembersihan data, ekstraksi fitur, dan transformasi data.

Pengembangan Model Machine Learning

Algoritma Machine Learning, seperti Random Forest atau Neural Networks, diterapkan pada data yang telah diproses. Model ini diarahkan untuk mengenali pola perilaku yang menunjukkan risiko potensial.

Validasi dan Penyesuaian Model diuji dengan menggunakan data yang tidak pernah dilihat sebelumnya untuk memastikan kinerjanya. Setelah validasi, model dapat disesuaikan dan dioptimalkan lebih lanjut.

Implementasi dan Integrasi

Setelah model teruji dan dioptimalkan, sistem diimplementasikan dalam lingkungan kepolisian. Sistem ini dapat diintegrasikan dengan alat dan platform yang digunakan oleh petugas.

Manfaat dan Implikasi

Pengembangan Model Early Intervention System oleh Universitas Chicago memiliki manfaat potensial yang signifikan berupa;

Pencegahan Insiden Negatif dengan mengidentifikasi petugas yang berisiko lebih awal, langkah-langkah pencegahan dapat diambil sebelum insiden negatif terjadi.

Peningkatan Kinerja Petugas, sistem ini dapat membantu mengidentifikasi area di mana petugas mungkin memerlukan pelatihan tambahan, membantu meningkatkan kinerja dan responsibilitas.

Hubungan yang Lebih Baik dengan Masyarakat, dengan mengurangi insiden negatif, hubungan antara petugas kepolisian dan masyarakat dapat ditingkatkan.

Mengadopsi Konsep Network Centric ke Dalam Early Social Intervention System

Belajar dari sejarah dan juga hasil permenungan yang bisa dipetik dari media komunikasi bergenre populer seperti film Oppenheimer dll, ada satu fakta yang sulit untuk dipungkiri, bahwa perang adalah katalis yang baik dalam mengakselerasi kemajuan teknologi. Maka tak salah jika kita mau belajar dan mengadopsi strategi teknologi yang sebenarnya ditujukan untuk kepentingan militer sebagai acuan dalam pengembangan sistem yang akan diterapkan sebagai bagian dari konstruksi solusi sosial.

Untuk itu mari kita pelajari konsep network centric dan turunannya terlebih dahulu ya, karena di era KA ini konsep ini rasanya sangat relevan untuk diterapkan sebagai salah satu sistem yang didedikasikan untuk mengurai berbagai persoalan yang berpotensi muncul sebagai konsekuensi dari dinamika interaksi.

Teori NCW

NCW adalah pendekatan perang modern yang menekankan penggunaan jaringan informasi untuk mempercepat pengambilan keputusan, meningkatkan pemahaman situasional, dan meningkatkan efektivitas operasi militer. Konsep ini didasarkan pada tiga prinsip utama:

Shared Awareness: Semua unit militer berbagi informasi dan pemahaman situasional secara real-time. Ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik karena semua pihak memiliki pandangan yang sama tentang situasi.

Decentralized Decision-Making: Keputusan dibuat oleh unit-unit terdepan yang memiliki informasi terkini. Ini memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap perubahan situasi.

Rapid Feedback: Informasi tentang hasil tindakan segera dikembalikan ke unit terdepan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik di masa depan.

Contoh NCW

Misalnya, dalam sebuah operasi militer yang menerapkan NCW, pasukan di lapangan akan memiliki akses real time ke informasi seperti posisi teman dan musuh, kondisi cuaca, medan tempur, dan intelijen terbaru. Seorang komandan dapat dengan cepat menganalisis informasi ini dan mengambil keputusan untuk mengatasi perubahan situasi. Unit-unit yang terpisah secara geografis tetapi terhubung dalam jaringan dapat berkoordinasi secara lebih efisien dan efektif.

Masih terkait dengan konsep NCW ada beberapa model pendekatan cyber warfare yang perlu kita pelajari. Antara lain adalah sebagai berikut;

Teori NCW

NCW adalah pendekatan perang modern yang menekankan penggunaan jaringan informasi untuk mempercepat pengambilan keputusan, meningkatkan pemahaman situasional, dan meningkatkan efektivitas operasi militer. Konsep ini didasarkan pada tiga prinsip utama:

Shared Awareness: Semua unit militer berbagi informasi dan pemahaman situasional secara real-time. Ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik karena semua pihak memiliki pandangan yang sama tentang situasi.

Decentralized Decision-Making: Keputusan dibuat oleh unit-unit terdepan yang memiliki informasi terkini. Ini memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap perubahan situasi.

Rapid Feedback: Informasi tentang hasil tindakan segera dikembalikan ke unit terdepan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik di masa depan.

Contoh NCW

Misalnya, dalam sebuah operasi militer yang menerapkan NCW, pasukan di lapangan akan memiliki akses real-time ke informasi seperti posisi teman dan musuh, kondisi cuaca, medan tempur, dan intelijen terbaru. Seorang komandan dapat dengan cepat menganalisis informasi ini dan mengambil keputusan untuk mengatasi perubahan situasi. Unit-unit yang terpisah secara geografis tetapi terhubung dalam jaringan dapat berkoordinasi secara lebih efisien dan efektif.

Konsep C4SIR

C4SIR adalah singkatan dari Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance. Konsep ini merangkum elemen-elemen kunci yang diperlukan untuk mendukung operasi militer modern yang efektif dan efisien.

Command and Control (C2)

Merujuk pada proses pengambilan keputusan dan pengendalian pasukan. Ini mencakup komando, perencanaan, dan alokasi sumber daya.

Communications

Melibatkan infrastruktur komunikasi yang memungkinkan pertukaran informasi secara real-time antara berbagai unit militer.

Computers

Termasuk sistem komputasi dan perangkat lunak yang mendukung analisis data, pemodelan, dan simulasi.

Intelligence

Melibatkan pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi intelijen untuk mendukung pengambilan keputusan yang informasional.

Surveillance and Reconnaissance (S&R):

Berfokus pada pengumpulan informasi dan pemantauan situasional melalui sensor dan teknologi pemantauan.

Teori C4SIR

C4SIR bertujuan untuk mencapai keunggulan informasional dalam operasi militer. Dengan memiliki akses cepat dan akurat terhadap informasi yang relevan, komandan dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan pasukan dapat beroperasi dengan lebih efektif. Konsep ini mencerminkan pentingnya integrasi antara komando, kontrol, komunikasi, teknologi informasi, intelijen, dan pengawasan.

Teknologi yang digunakan dalam C4SIR

Jaringan Komunikasi Canggih:

Teknologi komunikasi berbasis jaringan yang kuat memungkinkan pertukaran informasi yang cepat dan aman di seluruh medan tempur.

Sensor dan Pemantauan:

Sistem sensor canggih, seperti radar, UAV, dan satelit, memberikan data untuk pemahaman situasional yang lebih baik.

Sistem Pemrosesan Data dan Intelijen:

Teknologi pemrosesan data dan analisis canggih digunakan untuk menganalisis informasi intelijen dan menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam.

_Sistem Identifikasi Teman atau Musuh (IFF)_:

Teknologi ini memungkinkan pengenalan unit militer sendiri dan identifikasi musuh.

Perangkat Lunak Pengambilan Keputusan/DSS :

Algoritma dan perangkat lunak mendukung proses pengambilan keputusan yang efisien.

OODA Loop

OODA Loop adalah suatu konsep yang dikembangkan oleh kolonel John Boyd, seorang ahli taktik militer dan teori peperangan udara. Konsep ini merujuk pada serangkaian empat tahapan yang melibatkan siklus pengambilan keputusan yang cepat dan adaptif:

Observation

Tahap di mana informasi dan data dari lingkungan diperoleh. Ini mencakup pengumpulan informasi tentang situasi dan perubahan yang terjadi.

Orientation

Tahap ini melibatkan pemahaman dan analisis terhadap informasi yang diperoleh. Boyd menganggap tahap ini sebagai yang paling penting, karena itu mencakup pemahaman mental tentang situasi dan pemosisian diri untuk menghadapinya.

Decision

Pada tahap ini, keputusan diambil berdasarkan analisis orientasi. Boyd menekankan pentingnya pengambilan keputusan cepat untuk mengantisipasi dan menyesuaikan dengan perubahan situasi.

Action

Langkah ini melibatkan implementasi keputusan yang diambil pada tahap sebelumnya. Tindakan ini menghasilkan dampak pada situasi dan menyebabkan perubahan yang kemudian diamati kembali.

Contoh Implementasi OODA Loop

Misalkan ada sebuah pertempuran udara. Seorang pilot menggunakan OODA Loop dengan mengamati posisi lawan (Observation), memahami taktik yang paling cocok (Orientation), membuat keputusan untuk melakukan manuver tertentu (Decision), dan melakukan manuver tersebut dalam pertempuran (Action). Selama pertempuran, pilot terus mengulang siklus OODA Loop untuk merespons perubahan situasi dengan cepat dan efektif.

Teori yang Mendukung OODA Loop

Konsep OODA Loop terkait dengan teori perang modern, terutama dalam hal adaptasi, inovasi, dan fleksibilitas. Boyd berpendapat bahwa kemampuan untuk merespons dengan cepat dan fleksibel dalam perubahan situasi memberikan keunggulan dalam peperangan. Konsep ini juga menggambarkan pentingnya pengambilan keputusan berdasarkan pemahaman situasional yang akurat.

Teori psikologis dan neurofisiologis juga mendukung OODA Loop. Proses berulang dari pengamatan, analisis, keputusan, dan tindakan menggambarkan cara otak manusia merespons lingkungan. Konsep ini memberikan pandangan tentang bagaimana manusia dapat mengoptimalkan kinerja mereka dalam pengambilan keputusan.

Dalam konteks peperangan modern, OODA Loop mewakili pendekatan adaptif dan reaktif terhadap situasi yang kompleks dan berubah-ubah. Dengan merespons lebih cepat daripada lawan, seseorang atau organisasi dapat mengendalikan alur peristiwa dan menciptakan keunggulan taktis.

Berikut adalah beberapa referensi yang dapat digunakan untuk membuat kajian yang lebih mendalam:

Alberts, D. S., & Hayes, R. E. (Eds.). (2003). Power to the Edge: Command… Control… in the Information Age. CCRP Publications.

Cebrowski, A. K., & Garstka, J. J. (1998). Network-Centric Warfare—Its Origin and Future. Proceedings, U.S. Naval Institute.

Boyd, J. R. (1996). The Essence of Winning and Losing. U.S. Marine Corps Gazette.

Kott, A. (2009). The OODA Loop: A New Strategy Paradigm. Strategic Forum, No. 240, National Defense University Press.

Hall, D. L., Llinas, J., & Lippman, R. P. (Eds.). (2001). Handbook of Multisensor Data Fusion: Theory and Practice. CRC Press.

Tentu diperlukan proses penyesuaian kondisi melalui berbagai model moderasi dan modulasi agar berbagai pendekatan dalam konteks militer di atas dapat diadopsi sebagai bagian dari sistem intervensi sosial.

Lalu sebagai contoh, selain kasus pada SDM kepolisian di Chicago di atas, kira-kira kondisi apa ya yang dapat diintervensi dengan bantuan teknologi informasi, khususnya kecerdasan artifisial dan penerapan konsep network centric ? Salah satunya adalah dinamika psikososial seperti kondisi keos yang tercipta karena akumulasi massa yang berpotensi anarkis dengan faktor penyebab yang relevan dengan berbagai kondisi kemasyarakatan seperti tekanan ekonomi atau gejolak politik.

PSIKOLOGI MASSA DAN POTENSI KERUSUHAN DALAM DEMONSTRASI ANARKIS

Psikologi massa telah lama menjadi bidang penelitian yang menarik perhatian dalam memahami perilaku kelompok besar dalam situasi sosial tertentu.

Demonstrasi anarkis adalah salah satu contoh ekstrem di mana emosi dan dinamika massa dapat berdampak signifikan pada eskalasi kerusuhan. Artikel ini akan menjelaskan teori-teori psikologi massa yang relevan dan bagaimana faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada potensi kerusuhan dalam demonstrasi anarkis.

Identifikasi Diri dan Kelompok

Teori identifikasi diri oleh Henri Tajfel menyatakan bahwa individu cenderung mencari identifikasi dengan kelompok tertentu dan dapat mengembangkan prasangka terhadap kelompok lain.

Dalam konteks demonstrasi anarkis, pengelompokan yang kuat dan perasaan solidaritas dalam kelompok dapat memperkuat aksi ekstrem, menyebabkan perpecahan dengan kelompok lain dan potensi kekerasan.

Referensi:

Tajfel, H. (1978). Social categorization, social identity, and social comparison. Differentiation between social groups: Studies in the social psychology of intergroup relations, 61-76.

Deindividuasi

Konsep deindividuasi mengacu pada hilangnya identitas individu dalam kerumunan, yang dapat menyebabkan perilaku impulsif dan melampaui batas norma sosial. Dalam demonstrasi anarkis, deindividuasi dapat mendorong partisipan untuk melakukan tindakan agresif atau merusak, karena rasa tanggung jawab individu berkurang.

Referensi:

Zimbardo, P. G. (1969). The human choice: Individuation, reason, and order versus deindividuation, impulse, and chaos. Nebraska Symposium on Motivation, 17, 237-307.

Polaritas Sosial

Teori polaritas sosial mengajukan bahwa ketidaksetaraan antara kelompok dapat memicu konflik dan perbedaan pandangan yang tajam. Dalam demonstrasi anarkis, perbedaan pendapat politik atau sosial yang dalam dapat memperkuat perasaan ketidakpuasan dan meningkatkan potensi kerusuhan.

Referensi:

Brown, R. (2000). Social identity theory: Past achievements, current problems and future challenges. European Journal of Social Psychology, 30(6), 745-778.

Pendekatan Keamanan Kelompok

Teori pendekatan keamanan kelompok berpendapat bahwa orang cenderung membentuk aliansi dalam kelompok untuk melindungi diri dari ancaman eksternal. Dalam demonstrasi anarkis, ketakutan akan tindakan represif oleh pihak berwenang dapat memperkuat solidaritas kelompok dan mendorong tindakan ekstrem.

Referensi:

Brewer, M. B. (1999). The psychology of prejudice: Ingroup love and outgroup hate? Journal of Social Issues, 55(3), 429-444.

Psikologi massa memiliki peran yang signifikan dalam memahami potensi kerusuhan dalam demonstrasi anarkis.

Teori-teori seperti identifikasi diri, deindividuasi, polaritas sosial, dan pendekatan keamanan kelompok dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang memengaruhi perilaku massa dalam konteks ini. Memahami aspek psikologis ini dapat membantu dalam merencanakan strategi untuk mencegah eskalasi konflik dan kerusuhan dalam situasi demonstrasi anarkis.

Referensi tambahan:

Hogg, M. A. (2016). Social identity theory. Psychology Press.

Reicher, S., & Stott, C. (2011). Mad mobs and Englishmen? Myths and realities of the 2011 riots. The Psychologist, 24(9), 656-659.

Potensi Kerusuhan Akibat Krisis Ekonomi: Analisis Psikologi Sosial

Krisis ekonomi sering kali berdampak lebih dari sekadar aspek finansial. Artikel ini akan membahas bagaimana krisis ekonomi dapat berpotensi memicu kerusuhan sosial, dengan menggunakan pendekatan psikologi sosial dan mengacu pada beberapa teori yang relevan.

Potensi Krisis Ekonomi yang berpotensi untuk  memicu terjadinya Kerusuhan sosial antara lain dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut;

Frustrasi dan Tidak Adanya Harapan

Krisis ekonomi dapat menghasilkan ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem ekonomi dan pemerintah, memicu emosi negatif seperti kemarahan dan frustrasi yang dapat berkembang menjadi kerusuhan.

Peningkatan Kesenjangan Sosial

Penurunan ekonomi sering kali memperburuk kesenjangan sosial, yang dapat menciptakan rasa ketidakadilan dan ketidaksetaraan di antara warga. Hal ini dapat merangsang perasaan tidak puas dan meningkatkan risiko konflik sosial.

Ketidakstabilan Psikologis Individu

Krisis ekonomi dapat mengakibatkan stres ekonomi dan kecemasan finansial, yang pada gilirannya dapat mengganggu kesejahteraan psikologis individu. Hal ini dapat berkontribusi pada partisipasi dalam tindakan kolektif atau kerusuhan sebagai bentuk ekspresi ketidakpuasan.

Teori yang Mendukung antara lain adalah sebagai berikut;

Teori Frustrasi-Agresi

Teori ini mengaitkan frustrasi dengan respons agresif. Dalam konteks krisis ekonomi, ketidakpuasan finansial dapat mengarah pada perilaku agresif dan tindakan kerusuhan.

Teori Ketidakadilan Sosial

Teori ini menjelaskan bagaimana persepsi ketidakadilan dapat memicu perlawanan dan tindakan kolektif dalam upaya mengembalikan keseimbangan sosial.

Teori Identitas Sosial

Teori ini mengajukan bahwa identitas kelompok dapat mempengaruhi perilaku kolektif. Krisis ekonomi dapat memperkuat identitas kelompok tertentu dan mendorong tindakan kolektif, termasuk kerusuhan.

Referensi:

Hogg, M. A., & Vaughan, G. M. (2018). Social Psychology (8th ed.). Pearson.

Berkowitz, L. (1989). Frustration-aggression hypothesis: Examination and reformulation. Psychological Bulletin, 106(1), 59-73.

Tyler, T. R. (2006). Psychological perspectives on legitimacy and legitimation. Annual Review of Psychology, 57, 375-400.

Tajfel, H., & Turner, J. C. (1986). The social identity theory of intergroup behavior. In S. Worchel & W. G. Austin (Eds.), Psychology of intergroup relations (pp. 7-24). Chicago, IL: Nelson-Hall.

Pengembangan Konsep Early Social Intervention System Berbasis KA

Mengacu kepada data dan berbagai fenomena yang telah kita sedikit kupas di atas, maka langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sistem intervensi sosial berbasis KA  adalah dengan membangun konstruksi dan format data serta sistem akuisisi data yang mampu merepresentasi secara objektif dan akurat fenomena sosial yang riil.

Selanjutnya data yang telah didapat dapat dipilah dan dipilih serta jika perlu untuk mempermudah klasifikasi dan pengelompokan operasi, dilabelisasi. Dimana langkah berikutnya dicarikan alat analisis atau cognitive tools yang tepat untuk mengolahnya sedemikian rupa, agar menghasilkan asupan dan saran yang berguna dalam proses interventif ataupun pelaksanaan aksi pre-emptif.

Dari segi teknis pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan algoritma Deep Learning/ DL yang merupakan salah satu subset ML. Dari berbagai varian DL dapat digunakan antara lain Deep Neural Network/ DNN yaitu algoritma dengan struktur berlapis-lapis yang mengacu kepada model sirkuit syaraf kranial manusia atau hewan yang dirancang untuk mengenali pola dan membangun kompleksitaa jaringan yang disebut neural network (NN).

Atau dapat juga digunakan pendekatan model ANN, dimana ANN atau artificial neural network ini mensimulasikan kerja otak kita yang terdiri dari jaringan syaraf atau neuron, dimana dalam jaringan ANN, model menerima informasi pada titik-titik yang disebut nodes yang terkumpul pada satu layer untuk kemudian diteruskan dan diproses ke layer selanjutnya yang disebut hidden layers.

Jika data dan fenomena yang akan diintervensi bersifat berulang dapat digunakan algoritma RNN atau recurrent neural network. Semua amat bergantung kepada situasi dan kondisi serta solusi yang diharapkan dapat dikembangkan.

Tapi secara pribadi saya melihat bahwa intervensi sosial yang amat kental melibatkan aspek kognisi dan afeksi tentulah akan ideal jika didekati dengan algoritma yang juga berbasis kognisi manusia.

Ini sejalan dengan pengertian sains kognisi yang bertujuan untuk mengembangkan model komputer untuk memahami proses berpikir manusia yang dalam penerapan teknologinya akan dapat mengeksplor model komputer sebagai model control multi agent yang dapat mengolah berbagai data dari lingkungan psikososial manusia.

Proses integrasi antara KA dengan model kognitif yang meniru atau mereplikasi kapasitas kognisi manusia masuk dalam genre Cognitive Artificial Intelligence/ CAI. Salah satu model yang menurut saya amat ideal dalam kasus-kasus psikososial adalah Knowledge Growing System atau sistem pengetahuan bertumbuh yang dikembangkan oleh Prof Adang Suwandi Ahmad dan Dr Arwin Datumaya Wahyudi Sumari dengan mengacu kepada potensi dasar kinerja otak manusia yang bisa belajar dan terus bertumbuh seiring dengan pajanan data yang didapatkan dari pengalaman dan pembelajaran.

Rasanya pas benar dengan dinamika psikososial yang senantiasa tumbuh dan berkembang sejalan dengan volatilitas ekosistem yang dipengaruhi oleh variabel yang bersifat multivariat.

Besar harapan dari tulisan singkat pagi ini ada masukan bagi para pengambil kebijakan untuk melihat berbagai alternatif yang realistis dalam memanfaatkan teknologi KA dalam konteks pengelolaan dinamika kemasyarakatan yang kerap dan jamak terjadi. Sistem intervensi sosial dapat dikembangkan di Kemenkopolhukam atau BIN yang memang memiliki kewenangan dan kapasitas di ranah tersebut.

Selamat berkarya untuk nusa dan bangsa tercinta 🙏🏾

Previous articleTHE SOCIAL DILEMMA
Next articleMencoba Menelisik Konsep Kesadaran Quantum

5 COMMENTS

  1. Howdy! [url=https://sildalispop.online/#walmart-pharmacy-online]buy sildalis with no prescription[/url] good web site.
    [url=https://sildalispop.online/#]xos[/url]

  2. top 10 call center outsourcing companies in 2023 if
    you re looking to improve customer experience or optimize your operations
    it s worth considering options beyond your
    own company today outsourcing customer support to one of the
    top call center written by alexei piskunov wednesday apr 05 table of contents if you
    re looking to improve customer experience or optimize your
    operations it s worth considering options beyond
    your own company today outsourcing customer support to one of the top
    call center outsourcing companies is definitely a smart business decision if you want to avoid all trials and tribulations of running an in-house call
    center this solution can be a budget-friendly way to handle customer concerns while significantly improving the level of
    customer satisfaction let s have a look at those
    bpo companies that take the top positions in the industry discuss
    what makes them stand out and go through the main tips for choosing the right call center why outsourcing a call center creating a positive customer experience is the main priority for most companies with so many competitors offering similar products and services in today s marketplace it
    can be challenging for any particular organization to
    stand out and attract new customers additionally modern customers are ready to pay more if they receive an outstanding experience offering excellent customer support services can give a business an edge over competitors by boosting customer retention and generating positive reviews ultimately
    driving profits conversely a poor customer experience can lead to customer
    loss and negative reviews which can harm a business choosing the best call centers
    for your business guarantees increased customer satisfaction streamlined
    operations and enhanced growth making it a crucial factor in achieving success in today
    s competitive market us call center outsourcing companies top list 1 helpware helpware is a leading customer support provider with headquarters based
    in the usa with call centers spread across four continents
    the core areas of expertise include a wide range of bpo services
    such as omnichannel customer support technical support it support content moderation data annotation data entry
    helpdesk back-office support etc since helpware positions itself as a
    reliable outsourcing partner for both startups and big enterprises there are companies of different sizes among
    the clientele ranging from small firms to renowned
    brands at helpware people come first and it pays off the needs
    of employees are the main priority and it shows in their work as they provide exceptional service pros applying a customized approach to recruiting and training dedicated agents offering
    exceptional expertise in all kinds of customer support tailoring
    packages to cater to the specific needs of different
    businesses 2 xact xact is a highly flexible outsourced call
    center based in orlando florida catering to businesses of different sizes
    they specialize in providing technical support and customer support
    services to businesses operating across diverse industries including property management e-commerce tourism healthcare hospitality and fintech xact has partnered
    with nice incontact since 2005 leveraging
    their cloud-based contact center toolkit to ensure
    the utmost data security for their clients pros providing a personalized 24 7 telephone
    answering service ensuring service continuity through their fail-safe automatic transfer switches
    ats which seamlessly switch to an alternate power source during power outages 3 wing assistant
    the wing assistant is revolutionizing the process of recruiting remote workers on a global scale
    this innovative outsourced call center provides a fully-managed virtual assistant experience that helps entrepreneurs and small
    and medium-sized businesses scale by delegating laborious and time-consuming tasks to dedicated customer service professionals for a fixed monthly cost they offer outbound call center outsource solutions that are affordable
    and enable businesses to level up and enhance their customer service and technical support and
    boost their sales pros a dedicated client success manager to assist
    you in achieving your unique business goals and overcoming challenges a
    diverse range of managed outsourcing services including
    back-office support and staffing solutions with great potential in addition to call centers 4 triniter triniter is a renowned figure
    in the bpo industry with a global presence spanning the united states the philippines and india
    this american call center has established itself as the preferred outsourcing provider
    for inbound and outbound call center solutions sought after
    by major corporations pros a decade-long track record of
    providing customer support across more than 30 domains 24 7 customer support with an impressive 98 9 positive feedback rate 5 tmp
    direct for over 34 years tmp has been providing bpo services advocating for clients brands and ensuring excellence through its team with a global
    presence tmp direct manages connections and relationships across various industries they offer custom end-to-end solutions including crm
    tools it infrastructure fulfillment and telecom platforms adapting to the evolving
    cx landscape they handle various communication channels from inbound and outbound calls and
    chats to social media and personalized correspondence pros providing an in-house it development
    team that eliminates the need for multiple vendors 6 answerforce this is proud of being on the list
    of five star call centers providing a range of professional
    call and chat answering services virtual reception services appointment scheduling and more answerforce has experienced call center agents at its disposal that are available round-the-clock to handle inbound and outbound calls and
    live chat support and conduct customer surveys in a professional manner this american call center works mainly
    with small and middle businesses covering such
    industries as home service restoration plumbing and electrical
    pros offering customized solutions to meet the specific
    needs of clients within particular industries which allows answerforce
    to provide highly tailored and effective services to their
    clients integrating with the client s workflow
    software this enables businesses to manage their customer interactions efficiently without having
    to switch between multiple platforms 7 fusion bpo services fusion bpo services group
    is a company with huge experience more than 33 years
    in the industry and offers voice services and other solutions
    to more than 250 businesses worldwide however what makes this
    provider stand out is its unique locations in addition to popular
    bpo destinations like the united states india and the philippines the company
    has offices in pretty exotic countries like el salvador jamaica
    morocco and colombia with 22 locations in 10 countries fusion is
    capable of delivering call center services in over
    40 languages pros by strategically locating its offices around the globe this company is able to offer
    24 7 customer support across multiple time zones making it easy for
    customers to get the help they need whenever they need it a diverse
    workforce and multilingual capabilities enable them to provide support in various languages making
    their services accessible to a wide range of customers the outsourced customer service of this provider is reasonably priced
    that varies depending on the expected amount of calls
    and service level you may require 8 supportyourapp
    supportyourapp is an outsourced customer support company with a multinational team that provides inbound and outbound services
    and back-office customer support for innovative software and hardware companies
    they have received numerous awards for providing exceptional customer experiences
    but their commitment to quality and security is
    paramount supportyourapp is pci dss compliant and adheres
    to the general data protection regulation gdpr pros
    ensuring the highest data security standards and preventing any data leaks
    they take great care in protecting sensitive information and clients can trust that their data is safe
    streamlining the integration process with the
    help of their dedicated integration department providing their clients
    with a crm solution that integrates incoming calls chats and emails into one system and implementing ai solutions to the chats which many small businesses find appealing 9 vcall
    global vcall global is a provider of innovative service solutions to different businesses across various
    industries they offer a range of services including customer service tech support back-office solutions interactive voice response ivr services
    telecom billing solutions and software development solutions using advanced technology and
    infrastructure they offer common services through multiple channels vcall global is the preferred choice
    for businesses seeking a perfect blend of flexibility and
    quality in their services pros adhering to turnaround times ensuring that
    clients receive their services in a timely and efficient
    manner empowering their call centers with a robust cisco network which enables vcall global to offer seamless uninterrupted
    service to clients regardless of their location or the complexity of their needs providing enhanced security features
    that protect client data and information ensuring that
    their privacy is always maintained 10 call masters bpo the company
    provides inbound and outbound call center services as well as remote administrative solutions such
    as data entry appointment setting reservation services etc
    their streamlined workflow and marketing automation ensure
    that important phone calls are never missed with their expertise and dedication they can help businesses resolve customer queries acquire leads and enhance administrative business processes too pros enabling businesses to easily scale up or down based on demand and their remote employees to work in split shifts due to their cloud-based
    virtual call

  3. You are so interesting! I don’t believe I’ve read through something
    like this before. So good to find someone with some original thoughts on this topic.
    Really.. thank you for starting this up. This web site is one
    thing that is required on the internet, someone with a little originality!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here